1. Era Surat Kabar
Cikal bakal jurnalistik
dianggap lahir pada tahun 1405-1367 SM, ketika Kaisar Amenhotep III
(kaisar Mesir) mengutus ratusan wartawan membawa surat berisi informasi untuk
dibagikan ke seluruh pejabat di semua provinsi. Namun surat kabar pertama
di dunia yaitu “Acta Diuma” terbit pada tahun 59 SM di Roma, pada zaman Julius
Caesar. Surat kabar tersebut berisi kebijakan – kebijakan kaisar, pengumuman
resmi, dan informasi penting lainnya. Pada masa itu surat kabar masih berupa
tulisan yang diukir pada logam atau batu.
Surat kabar pertama di
dunia yang di cetak adalah “Relation”. Surat kabar ini diterbitkan pada tahun
1605 oleh Johan Carolus di Jerman dan menggunakan bahasa Latin. Surat kabar
pertama kali muncul di Eropa pada abad ke-17. Oxford Gazzete (London Gazzete)
merupakan surat kabar dalam bahasa Inggris pertama yang diterbitkan secara
berkala, pada tahun 1665. Dan pada tahun 1702 terbit ‘Daily Courant” yang
merupakan Koran harian pertama di Inggris.
Di Indonesia sendiri
surat kabar telah terbit di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. pada
tahun 1587 – 1629, Jan Pieterszoon Coen memprakarsai penerbitan newsletter
“Memorie der Nouvelles” yang berisi berita-berita dari Belanda yang dibawa ke
Indonesia. Surat kabar tersebut mengunakan tulisan tangan dan disebarkan hanya
pada orang-orang penting di Jakarta.
Surat kabar modern
pertama yang terbit di Indonesia adalah “Bataviasche Nouvelles en Politique”.
Surat kabar tersebut menggunakan bahasa belanda dan lebih banyak menampilkan
iklan untuk kepentingan komersial pemerintahan Belanda. Koran Pribumi, yang
menggunakan bahasa Melayu baru muncul pada tahun 1850an. Surat kabar
“Bromartani” yang berbahasa Jawa terbit di Solo pada tahun 1855. Pada tahun
1943 terbit “MedanPrijanji” yang berbahasa melayu dan berisi gambaran situasi
politik serta interpretasinya dari sudut pandang nasionalisme.
2. Era Majalah
Majalah hadir untuk
melengkapi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh surat kabar. Berbeda dengan
surat kabar harian, majalah diterbitkan secara berkala, baik bulanan maupun
mingguan. Majalah pertama di dunia adalah “The Gentleman’s Magazine” yang
terbit pada tahun 1731 di London. Editor majalah ini adalah Edward Chen yang
menggunakan nama pena “Sylvanus Urban”. Pada awalnya majalah berisi tentang
humor, karya fiksi, atau essay mengenai politik, sastra, music, atau topik
menarik lainnya yang sifatnya lebih ringan daripada surat kabar.
Di Indonesia sebenarnya
majalah sudah mulai terbit sejak zaman penjajahan, namun tidak bertahan lama.
Pada Tahun 1014 terbit majalah “De’Craine”, lalu tahun 1939 terbit majalah
“Perintis” yang beredar dikalangna supir. Pada masa kemerdekaan, di tahun 1945,
di Jakarta terbit majalah “Panja Raya” dibawah pimpinan Markoem
Djojohadisoeparto.
3. Era Radio
Stasiun radio pertama
mulai beroprasi tahun 1920, yaitu stasiun radio KDKA di Pittsburgh. Pada
awalnya radio digunakan oleh maritime, untuk mengirimkan pesan dalam bentuk
kode morse dari kapal ke darat. Radio sebagai media massa populer
digunakan pada Perang Dunia II dan setelahnya. Hal ini dikarenakan radio dapat
menyebarkan informasi lebih cepat dari pada surat kabar. Radio pada awalnya
bekerja dengan prinsip modulasi amplitude (AM), namun gelombang radio yang
ditransmisikan menggunakan modulasi amplitude rentan akan gangguan cuaca.
Pada tahun 1933 ditemukan sistem modulasi frekuensi (FM) yng menghasilkan suara
lebih jernih dan tidak terganggu cuaca buruk. Hingga saat ini, sebagian
besar statsiun radio analog menggunakan sistem FM.
Di Indonesia, Radio
Republik Indonesia (RRI) didirikan pada tanggal 11 September 1945. Sebulan
setelah dihentikannya siaran radio Hoso Kyoku. RRI digunakan
sebagai alat komunikasi antara pemeritahan RI dengan rakyat. Meski kalah oleh
hadirnya televisi, radio masih tetap bertahan. Dan sekarang setelah muncul
internet, radio berevolusi menjadi radio digital (online), yang disiarkan
dengan cara mentransmisikan gelombang suara lewat internet (streaming).
4. Era Televisi
Televisi mulai
dikembangkan sejak tahun 1920an, namun baru mulai populer dan dimiliki banyak
pengguna sejak tahun 1940an setelah perang dunia ke-2 berakhir. Pada masa itu
televisi telah menampilkan gambar dan suara, taoi masih hitam putih. Siaran TV
berwarna mulai marak sejak tahun 1967an. Hingga saat ini teknologi televisi
semakin berkembang. Berdasarkan penelitian pada
tahun 1994, 98% keluarga di Amerika memiliki sebuah televisi. Di Indonesia juga
berlaku hal yang sama, saat ini hampir semua keluarga di Indonesia memiliki
televisi di rumahnya. Tayangan yang disiarkan televisi beragam, mulai dari
film, sinetron, acara music, dan terutama siaran berita. Baik berupa berita
politik, atau kejadian yang terjadi di sekitar.
Dengan berkembangnya
internet, peran televisi semakin tergeser. Sebab berbeda dengan televisi yang
menyajikan berita sesuai program, dan tidak dapat diulang; Internet dapat
menyajikan berita atau informasi apapun sesuai dengan yang pengguna cari, dan
dapat diulang sebanyak apapun selama konten tersebut masih tersimpan. Namun
beberapa satsiun televisi telah beinovasi dengan menyediakan siaran televisi
secara online.
5. Era Internet
Internet pertama kali
dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerikas Serikat untuk kepentingan
militer. Proyek tersebut bernama ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network).
Pada tahun 1970, lebih dari 10 komputer telah dapat dihubungkan dan saling
berkomunikasi. Pada tahun 1980an telah lebih dari 100 komputer yang dapat
bergabung dengan ARPANET dan membentuk jaringan.
Pada tahun 1990,
Tim Bernes Lee menemukan program yang diberi nama World Wide
Webdisingkat www. Sebuah program editor dan browser yang bisa menjelajah antara
komputer yang satu dengan komputer yang lain, dan menciptakan jaringan. Tahun
1994, situs internet tumbuh dan berkembang semakin banyak mencapai 3000 alamat,
muncul pula e-retail (belanja online). Pada abah ke-20 internet telah digunakan
secara luas, dan menghubungkan seluruh dunia. Kemunculan jurnalisme
online dimulai ketika Mark Druk, pencipta dan editor situs kumpulan berita
Amerika, mempublikasikan kisah perselingkuhan Bill Clinton (Presiden Amerika
saat itu) denga Monica Lewinsky. Setelah itu jurnalisme online juga mulai
berkembang di negara lain.
Di Indonesia sejarah
jurnalisme online dimulai oleh majalah Tempo. Pada 6 maret 1996 majalah Tempo
muncul dalam bentuk media online, sebab media cetak Tempo pada saat itu sedang
dibrendel. Media online lain yang cukup populer adalah Detik.com. Media ini
mulai online sejak 9 Juli 1998 dan hingga artikel ini ditulis, Detik masih
eksis mendedikasikan dirinya sebagai portal berita online di Indonesia dan
menjadi portal yang paling banyak diakses. Pertumbuhan media online
membuat media cetak tersaingi, sehingga banyak media cetak kemudian
mengembangkan diri dengan membuat portal berita versi online. Contohnya Kompas
Cyber, Media Indonesia, Republika Online, JawaPos, dkk. Muncul pula media
online baru yang mengikuti jejak Detik.com seperti OkeZone.com, VivaNews.com,
IDN news, dan lain-lain
---------------- Sumber bacaan :
www.pakarkomunikasi.com --------------------